Winengan Kritik Birokrasi Wiratmaja-Suprayatno

Loteng— Perjalanan birokrasi di Lombok Tengah dibawah kepemimpinan H.L.Wiratmaja dan H.L. Suprayatno, disoroti oleh Ketua KNPI NTB, L. Winengan. Kepada sejumlah wartawan beberapa waktu yang lalu Winengan melihat Loteng sudah saatnya dipimpin oleh pemimpin yang baru, sehingga memiliki pola pemikiran yang baru untuk mengembangkan Loteng.

Dengan demikian apa yang menjadi harapan masyarakat Loteng terwujud. Menurutnya Loteng adalah milik masyarakat Loteng secara umum, dan bukan milik orang per orang atau milik orang dari golongan tertentu sehingga kemenangan kedepan merupakan kemenangan masyarakat Loteng. “oleh karenanya saat ini Loteng membutuhkan pemimpin muda” ujarnya.

Melihat kinerja paket H.L.Wiratmaja dan H.L. Suprayatno selama empat tahun berjalan banyak hal yang mesti dirubah terutama dalam hal birokrasi. Dalam pembenahan birokrasi saat ini penempatan pejabat dilakukan sesuai basic ilmu yang dimiliki, sebab untuk menjaga pembangunan yang sudah dilakukan ini harus membutuhkan kebersamaan dan orang yang betul-betul mampu dibidangnya.

Lebih jauh ia mengatakan untuk menggalang sebuah kebersamaan pada dasarnya Loteng terbagi menjadi tiga wilayah yakni wilayah selatan (Pujut) , tengah (Praya), dan utara , semua wilayah itu harus dapat diakomodir. Ia mencontohkan, Bupati dari Praya, Wakil Bupati dari Pujut dan Sekda dari wilayah utara sehingga semua wilayah terakomodir sehingga bisa terjadi komunikasi yang baik antara semua masyarakat.

Pada kesempatan tersebut juga Winengan menyampaikan bahwa dirinya akan maju dalam Pilbup Loteng tahun 2010 nanti. Ia juga menegaskan bahwa tidak aka nada namanya “keluarga” yang akan dipromosikan menjadi pejabat. “masyarakat Loteng merupakan keluarga secara keseluruhan sehingga tidak akan terjadi negosiasi termasuk dalam bentuk apapun” jelasnya mengakhiri. [Le/Nr]

 

Murtad, Orang Yang Ragukan Kemurnian Al-Qur’an

Lotim— Munculnya beberapa pemikir Islam saat ini yang meragukan kemurnian Al-Qur’an oleh Rektor Universitas Nahdatul Wathan Mataram, TGH Drs. Mustamiuddin Ibrahim, SH dianggap atau dikategorikan sebagai golongan murtad. “para professor dan doctor yang meragukan kesucian Al-Qur’an adalah termasuk orang yang murtad, jadi jangan mengikuti ucapan mereka tentang Al-Qur’an” tegasnya dalam sebuah acara pengajian silaturrahmi di Anjani Lombok Timur belum lama ini.

Dikatakannya sangat ironis sekali jika orang Indonesia yang mengatakan adanya huruf-huruf yang salah dalam Al-Qur’an padahal mereka belum tentu bisa berbahasa arab atau menghafal Al-Qur’an. “kok beraninya mengatakan Al-Qur’an ada yang salah” cetusnya.

Pada kesempatan tersebut juga H. Mustamiuddin yang juga merupakan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram ini menyinggung pentingnya silaturrahim, dimana hal tersebut mengandung makna tersendiri. “dengan silaturrahim pengampunan Allah akan cepat datang, disamping itu dengan silaturrahim rizki akan mudah datang, umur kita akan panjang dalam melaksanakan kebaikan” jelasnya.

Oleh sebab itu lanjutnya diharapkan kepada setiap umat Islam senantiasa berpegang teguh pada ajaran Rasulullah dan Al-Qur’an dan membiasakan diri untuk saling memaafkan antar sesame. “mari kita ikuti jejak Rasulullah dimana beliau sangat mudah memberikan maaf bagi orang yang melakukan kesalahan pada diri beliau tidak pernah menyimpan rasa dendam sedikitpun kepada sesame” jelasnya.

Sementara itu, Ketua PBNW Ummi Hj. St. Raihanun Zainuddin Abdul Madjid dalam pidatonya mengajak semua santri dan jama’ah NW untuk menjaga tali hubungan silaturrahim dan terus memegang teguh apa yang telah diwariskan dan diwasiatkan pendiri organisasi NW. “kita sebagai penerus beliau (Maulana Syekh –red) mari kita lanjutkan perjuangannya untuk menegakkan agama Allah melalui organisasi NW kita ini” imbuhnya. [Le/Nr]

Luruskan Sejarah Dan Budaya, Dua Etnis Bentuk Rinjani Agung

Loteng— Dalam rangka menunjang dan mendukung pariwisata dan budaya di Lombok Tengah agar terus maju, dua etnis yang ada di Lombok Tengah yakni etnis Sasak dan etnis Hindu yang diprakarsai oleh H.L.Wiratmaja yang juga merupakan Bupati Loteng membentuk sebuah yayasan yang bernama yayasan Rinjani Agung.

Pembentukan yayasan yang bergerak dalam bidang budaya dan pariwisata tersebut dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2008 lalu bertempat di Gedung PKK Praya. Acara tersebut dihadiri oleh sesepuh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat dari dua etnis tersebut.

Saat membuka acara pembentukan yayasan Rinjani Agung, Wiratmaja mengatakan rasa nasionalisme dan kebangsaan itu jangan hanya dibibir saja tetapi bagaimana diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkannya dengan pembentukan yayasan Rinjani Agung yang terdiri dari etnis Sasak dan etnis Hindu dan tidak menutup kemungkinan dari etnis lainnya akan menjadi asset Lombok Tengah.

Wiratmaja juga menambahkan bahwa antara etnis Sasak dan etnis Hindu tidak bisa dipisahkan karena kedekatan emosional, budaya, kultur, historis bahkan darah. “terbentuknya yayasan ini adalah untuk meluruskan sejarah” tegasnya. Ia juga berharap dengan terbentuknya yayasan tersebut, reformasi yang sudah kebablasan, kemudian nasionalisme yang sudah mengalami kemerosotan bisa bangkit kembali dalam rangka menegakkan budaya dan sejarah yang ada.

Selain itu Wiratmaja berharap dengan telah dibentuknya yayasan Rinjani Agung itu nantinya agar para pengurusnya segera menyusun AD/ART. Menurut rencana pengukuhan pengurus yayasan Rinjani Agung akan dilakukakan di Mantang dan akan dihadiri oleh para tokoh budayawan nasional bahkan dari beberapa Menteri. [Le/Nr]

Modulator Transmiter Selaparang TV Raib

Lotim—Salah satu perangkat Selaparang TTV (Selvi) berupa Modulator Transmiter (MT) yang rencanannya akan dipasang untuk menambah daya pancar siaran televise lokal milik Pemkab Lotim itu tiba-tiba dikabarkan lenyap dari tempat penyimpanannya. Dipasangnya alat baru sebagai penambahan daya siar Selvi tersebut sehubungan dengan telah dibangunnya tower (pemancar transmisi) yang baru selesai dibangun di Desa Jenggik dengan ketinggian 100 meter.

Hilangnya salah satu perangkat pendukung daya pancar Selvi seharga Rp. 200 juta lebih tersebut pertama kali diketahui saat proses pemasangan alat pemancar Jenggik. “kami telah berusaha untuk mencarinya namun tetap tidak ketemu” ujar salah seorang karyawan Selvi yang enggan dipubliukasikan namanya.

Akibat dari hilangnya Modulator Transmiter tersebut, sejak seminggu sebelum lebaran sampai saat ini tidak dapat melakukan siaran seperti biasanya. Kabag Humas Setdakab Lotim, Drs. H. Sujono  saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki tentang kebenaran keberadaan Modulator Transmiter tersebut. “kami masih mencari tahu apakah barang itu benar-benar ada atau sudah dibeli atau pengadaannya masih fiktif” ujarnya.

Dikatakannya kalau barang tersebut memang benar telah diadakan oleh panitia pengadaan barang dan jasa dalam hal ini bagian umum saat itu maka kami beranggapan barang tersebut dicuri. “oleh karenanya kami akan mendesak pihak Selvi bersama kami untuk menyerahkan dan melaporkan kasus tersebut kepada aparat kepolisian untuk segera di selidiki” tegasnya.

Ditempat yang berbeda mantan Kabag Umum Teguh Sutrisman yang ditemui wartawan mengatakan bahwa Modulator Transmiter tersebut memang telah dibeli oleh panitia pengadaan barang, bahkan lanjutnya sebelum barang tersebut disimpan digudang penyimpanan, panitia pemeriksa barang yang dibentuk oleh panitia pengadaan telah memeriksanya secara teliti terlebih dahulu.

“baru setelah memastikan barang tersebut betul-betul ada pihak pemeriksa barang menandatangani kontrak jual beli. Dengan adanya persetujuan dari panitia pemeriksa barang itu artinya barang tersebut tidak fiktif” pungkasnya. [Le/Nr]